Rabu, 01 November 2017

Wafatnya Putra Pengarang Kitab Sirojut tholibin Dinaungi Awan Cincin

Share it Please



KH Abdul Malik bin Ihsan (68) Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan Jampes Gampengrejo Kabupaten Kediri, Selasa pagi (7/11) meninggal dunia setelah dibawa ke RS Bhyangkara Kediri. Beliau merupakan putra pengarang Kitab ‘Taswauf” Sirojut Tholibin sebuah syarah atau komentar dari Kitab Minhajul ‘Abiidin karya Imam Al-Ghozali kitab yang cukup terkenal dan menjadi literatur perguruan tingggi seantero jagad. Prosesi pemakaman beliau digemparkan dengan munculnya awan hitam berbentuk cincin yang dikelilingi pelangi menutupi matahari saat prosesi pemakaman sekitar pukul 11.35.



Yang terlontar dari mulut para takziah saat perjalanan mengantarkan jenazah ke komplek pemakaman keluarga atau 1 kilometer dari rumah duka sekitar pukul 11.00 adalah ucapan “ Subhanallah” (Maha Besar Allah,red) saat mereka menengadahkan wajahnya ke langit.“ Kita baru sadar bahwa beliau adalah kekasih Allah, sebab Allah melindungi beliau dari panasnya matahari dengan ditupi awan. Yang saya tahu kiai tidak sakit sebab malamnya sekitar pukul 01.00 baru pulang dari makam Sunan Ampel (Surabaya) dan Sunan Bonang (Tuban) serta paginya menerima tamu, kemudian mendadak sakit akhirnya meninggal saat dibawa ke rumah sakit,’ kata H Fathur Rohman salah satu takziah yang juga keluarga dekat pondok pada RADAR Surabaya, Selasa (7/11) Dari pantuan RADAR Surabaya yang melihat dengan mata kepala sendiri, pada saat kedatangan jenazah suasana sangat redup sekali. Matahari yang tepat diatas kepala tiba-tiba ditutupi mendung yang dikelilingi oleh pelangi, sangat indah.

Kiai Abdul Malik adalah putra Kiai Ihsan bin Dahlan ( Kiai Dahlan adalah kakek Kiai Idris Marzuqi Lirboyo). Sedangkan Kiai Dahlan adalah putra Kiai Sholeh Banjarmlati Kota Kediri. Kiai Adbdul Malik adalah putra ketiga dari 6 bersaudara. Beliau mulai mengasuh Pondok Al Ihsan Jampes sejak tahun 1978 menggantikan kakaknya KH Muhammad yang meninggal pada tahun 1978 yang juga pengganti pengasuh pondok sepeninggal KH Ihsan pada tahun 1952. Wafatnya KH Abdul Malik selain meninggalkan kurang lebih 1000 santri juga meninggalkan 3 istri ( Nyai Sarofah, Nyai Azizah dan Nyai Mia Hermiati) dan 7 putra-putri ( 4 empat putra dari istri pertama dan 3 putra dari istri kedua, untuk istri ketiga belum memiliki putra).

Pondok yang awalnya bernama Pondok Pesantren Jaten karena didaerah tersebut banyak pohon jatinya didirikan pada 1886 masehi oleh KH Dahlan. Setelah KH Dahlan Wafat pada tahun 1928 Pondok Pesantren Jampes diserahkan kepada KH Kholil yang juga adik KH Dahlan. Namun empat tahun kemudian karena faktor usia. KH Kholil menyerahkan pesantren Jampes Kepada KH Ihsan yang tidak lain adalah putra KH Dahlan.

Terhitung sejak tahun 1932 KH Ihsan yang nama kecilnya Bakri dan diganti setelah ia melaksanakan ibadah haji mulai memimpin Ponpes Jampes dan mulai menunjukkan kepiawaiannya dalam mengembangkan pesantren Jampes khususnya di dunia pendidikan dimana waktu itu santrinya hampir mencapai 1000 orang karena tahun pada tahun 1942 KH Ihsan telah mendirikan madrasah.
Tidak hanya mengembangkan dunia pendidikan ayah Almarhum Kiai Abdul Malik ini juga telah membuat prestasi gemilang yakni mengarang Kitab ‘Taswauf” Sirojuttholiben sebuah syarah atau komentar dari Kitab Minhajul “Abiidin karya Imam Al Ghozali kitab yang cukup terkenal dan menjadi literatur perguruan tinggi seantero jagad . Konon kitab tersebut diselesaikan KH Ihsan dalam waktu dua tahun sambil menonton film di gedung bioskop Volta di Jl Patimura depan Pasar Pahing Kediri (sekarang gedung film sentral,Red). (Imam Mubarok)

Sumber: Radar Kediri, Radar Surabaya dan Beritakediri.wordpress.com tahun 2006

Cuplikan video awan cincin bisa dilihat disini. DOWNLOAD

1 komentar:

  1. Subhanaa Allohu..
    Barusan baca dari web: nu.or.id
    Kembali ke kitab "Siraj al-Thalibin". Dalam kolofon, didapati keterangan jika karya agung ini diselesaikan di Kampung Jampes, Kediri, pada siang hari Selasa, 29 Sya’ban tahun 1351 Hijri. Data ini bertepatan dengan 28 Desember 1932 Masehi. Tertulis dalam kolofon;

    وكانت مدة تهذيبه مع شواغل الدهر وإبلائه ثمانية أشهر إلا أياما، آخرها في نهار الثلاثاء التاسع والعشرين من شعبان المكرم الذي هو من شهور سنة إحدى وخمسين بعد الثلثمائة والألف من هجرة من له تمام العز والشرف. وذلك بمنزلي في محلة جمفس ببلد كديري من بلاد جاوة

    (Adapun masa penulisan kitab ini adalah delapan bulan kurang beberapa hari lamanya, akhir kali diselesaikannya pada siang hari Selasa, tanggal 29 bulan Sya’ban tahun 1351 Hijri. Selesai di rumahku di desa Jampes, negeri Kediri, salah satu dari negeri-negeri Jawi [Nusantara]).

    Keterangan dalam kolofon di atas sekaligus memberikan informasi lain yang sangat mencengangkan, yaitu kitab syarh setebal lebih 1000 halaman ini diselesaikan oleh Syekh Ihsan Jampes hanya kurang dalam 8 bulan. CMIIW... link sumber: http://www.nu.or.id/post/read/76762/sirajut-thalibin-syarah-kiai-ihsan-jampes-atas-kitab-tasawuf-imam-al-ghazali

    BalasHapus

Social Share Icons

Cari di blog ini ??

Followers

Blogroll