Senin, 29 Mei 2017

Ketawadhu'an Syekh Ihsan

Share it Please
Suatu saat beliau (Mbah Moen) di ajak abahnya (Mbah zubair) silaturrahmi ke jampes untuk tabarrukan & mengenal lebih dekat sosok mbah Ihsan, melihat kitab Sirojuttolibin karangan beliau yg begitu mendunia & begitu dikagumi banyak ulama2 nusantara hingga manca negara , tentulah beliau jg seorang kyai yg sangat mahir bebahasa arab (berdialog arab), karena itu tanpa sungkan2 mbah Zubair langsung memulai perbincangan dg berbahasa arab, tetapi mbah Ihsan selalu menyahutinya dg bahasa jawa Nggeh, nggeh yai (ya, ya yai), setelah lewat beberapa pembicaraan barulah mbah Ihsan berkata :" Ngapunten yai, ngagem boso jawi mawon, kulo niku saget maham kitab2, nanging kulo mboten saget ngendikan boso arab". (Maaf yai, pakai bahasa jawa saja dialognya, saya itu bisa memaham kitab2 berbahasa arab, tetapi saya tidak mahir berbahasa arab).
Unik memang pengakuan beliau itu, sesuatu yg tidak lazim untuk seorang ulama yg punya karya sekaliber karya beliau, walau tidak menutup kemungkinan bahwa pengakuan itu semata hanyalah ungkapan tawadlu' beliau.
Konon, Kyai Jazuli Ploso pun sempat keqi & heran melihat apa yg ada pada diri mbah Ihsan ini, saat beliau berdua sama2 mbalah kitab (meberikan pengajian dg membacakan kitab tertentu) di masjidil haram. Kyai Jazuli yg disamping dikenal akan keluasan ilmunya, jg sangat fasih lisannya, uraian2 beliau yg luas & menarik serta mudah dipahami membuat orang tidak pernah bosan mendengarkan pengajiannya,tetapi meski demikian, yg mengikuti pengajian beliau selalu tidak sebanyak yg mengikuti pengajian mbah Ihsan, padahal mbah Ihsan hanya membacanya saja dg ma'na ala jawa & jarang sekali menguraikan atau menjabarkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Social Share Icons

Cari di blog ini ??

Followers

Blogroll